0
jurnal PTK
Posted by Unknown
on
22.00
JURNAL
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah
“Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”

Umi Laila
|
D07213040
|
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB
DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV MI DARUN NAJAH
TULANGAN SIDOARJO
Masfufah
Hanis,S.Pd.I
Umi
Laila
MI
Darun Najah - Tulangan Sidoarjo
Abstrak: salah
satu tantangan guru yang muncul pada pembelajaran Bahasa Arab adalah
bagaimana siswa dapat dengan mudah berbicara dengan menggunakan bahasa arab dan
siswa juga dapat mengerti akan tulisan-tulisan arab. Dalam penelitian ini,
strategi role playing atau biasa disebut bermain peran diterapkan pada siswa
kelas IV MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo guna meningkatkan keterampilan
berbicara siswa dalam bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan kelas dalam beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaa, kegiatan, pelaksanaan kegiatan, refleksi dan evaluasi. Sasaran
penelitian ini yaitu siswa kelas IV MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo, dengan
jumlah siswa 11 siswa, instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar pengamatan dan test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi role
playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa arab pada siswa pada
siklus 1 dan siklus 2. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar
peserta didik pada siklus pertama adalah 6,50 %, dan pada siklus kedua dengan
menggunakan strategi role playing adalah 8,50 % tergolong cukup mencapai
ketuntasan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi bermain
peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa akan pembelajaran bahasa
Arab pada peserta didik kelas IV MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo.
Kata Kunci: keterampilan
berbicara, bahasa Arab, Strategi bermain peran.
PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Arab di MI menekankan pada
proses kegiatan yang berorientasi pada empat aspek keterampilan yaitu:
ketrampilan membaca, ketrampilan menulis, ketrampilan mendengarkan dan
ketrampilan berbicara. Untuk dapat memenuhi empat aspek tersebut seorang guru
sebaiknya menyiapkan pendekatan-pendekatan tertentu yang digunakan dalam
menyampaikan sebuah pembelajaran bahasa Arab.
Tujuan pembelajaran Bahasa Arab
adalah untuk menguasai ilmu bahasa dan kemahiran dalam berbahasa Arab. Dari
tujuan tersebut maka peserta didik dituntuk untuk bisa memahami dan mengerti
akan bahasa arab dan juga dapat berbicara dalam bahasa Arab.
Akan tetapi realita menunjukkan hal
yang berbeda dengan yang diharapkan. Kebanyakan peserta didik merasa kesulitan
dalam aspek ketrampilan berbicara dalam bahasa arab, sehingga suatu
pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik dan juga akan kesulitan untuk
mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab. Salah satu factor yang yang
menghambat dalam pembelajaran bahasa Arab adalah guru kurang kreativ dalam
memilih strategi pembelajaran, sehingga pembelajaran cenderung monoton dan
membosankan untuk dirasakan oleh peserta didik dalam suatu kelas, jadi hamper
semua peserta didik tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Kondisi riil di kelas IV MI Darun
Najah Tulangan Sidoarjo tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh
sebagian besar peserta didik yang mengikuti pembelajaran Bahasa Arab. Hal ini
terbukti ketika banyaknya peserta didik mengalami kesulitan dalam ketrampilan
berbicara menggunakan Bahasa Arab.
Hal inilah yang mendorong peneliti
untuk mancari solusinya dan menerapkan strategi Role Playing (Bermain peran)
dengan harapan agar peserta didik dapat meningkatkan ketrampilannya dalam
berbicara bahasa arab dengan mudah, baik dan benar. Dari latar belakang diatas
inilah penulis dalam penelitian ini mengambil judul “meningkatkan kemampuan
berbicara bahasa arab dengan menggunakan strategi bermain peran”
Rumusan
masalah dalam penelitian ini ada 2 yaitu: pertama, bagaimana penerapan strategi
bermain peran (role playing) pada
pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas IV MI Darun Najjah Tulangan Sidoarjo.
Sedangkan yang kedua, bagaimana peningkatan hasil yang diperoleh dari penerapan
strategi bermain peran (role playing) guna
meningkatkan ketrampilan berbicara Bahasa Arab pada siswa kelas IV MI Darun
Najjah Tulangan Sidorajo.
Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui cara penerapan strategi bermain peran
untuk meningkatkan ketrampilan berbicara Bahasa Arab siswa yang diperoleh dari
penerapan strategi bermain peran dalam meningkatkan ketrampilan berbicara siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Arab dalam kelas siswa kelas IV MI Darun Najjah
Tulangan Sidoarjo.
Adapaun
manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu; pertama bagi guru, untuk
pengembangan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan Bahasa Arab.
Selain itu juga dapat memberikan pemahaman psikologis terhadap guru-guru dalam
upaya pemanfaatan strategi pembelajaran, khususnya strategi bermain peran (role playing) dalam proses belajar
mengajar Bahasa Arab. Kedua bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar,
pemahaman dan penguasaan ketrampilan berbicara siswa Madrasah Ibtidaiyah
terhadap mata pelajaran Bahasa Arab dalam proses pembelajaran di kelas itu.
Ketiga bagi peneliti, untuk digunakan sebagai sarana dalam mengaplikasikan
segala pemikiran, gagasan dan teori yang didapat selama dibangku perkuliahan
untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Bahasa Arab serta
peranan sikap atau karakter dasar yang baik dan perlu dimiliki oleh siswa
Madrasah Ibtidaiyah.
KERANGKA TEORITIK
Seiring berjalannya waktu dinamika perubahan dan pengembangan strategi dan model berlajar
mengajar sangat cepat dan produktif, sehingga pembaharuan pendidikan pun
mengalami perubahan begitucepat. Dulu, para pendidik masih sangat rekat dengan
model dan gaya pembelajaran yang
transformative dan guru harus mengontrol agar peserta didik bhisa berubah
sesuai dengan model dan gaya yang sudah dirancang. Akan tetapi hari ini strategi
ini kurang relevan karena banyaknya pilihan inovasi pembelajaran yang terus
berkembang dari aktu ke waktu, pembaharuan strategi pembelajaran lebih mengarah
pada peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar,
sehingga proses belajar mengajar berlangsung optimal yang berimbas pada
peningkatan prestasi belajar peserta didik. (Trianto, 2009: 59)
Dalam hal ini peran guru sangat
diperlukan, dengan kekreatifannya dan didukung dengan emdia dan metode-metode
pembelajaran yang inovatif dan variatif yang dikuasai pendidik dapat merubah
suasana pembelajaran menjadi unik dan menarik untuk diikuti oleh semua peserta
didik. Metode role playing hadir untuk memberikan sumbangan dan pilihan bagi
para pendidik dan dunia pendidikan terutamannya untuk meningkatkan ketrampilan
berbicara pada pembelajaran bahasa Arab
Role playing berasal dari dua suku
kata “role” dan “playing”. Strategi role playing atau bermain peran memiliki
persamaan dengan metode sosiodrama yakni sama-sama mendramatisasi suatu keadaan
social. Perbedannya adalah role playing lebih menitik beratkan pada penggalian
emosi dan pengamatan indera siswa terhadap suatu materi yang disajikan dan
bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mengingat dengan bantuan alat atau
untuk mempermudah membiasakan sikap bijaksana sehingga proses belajar mengajar
menjadfi mudah. Dalam metode role playing memfungsikan otak kanan untuk
diaktifkan, karena anak dilatih untuk membuat suatu cerita, lagu, atau irama,
berimajinasi, sehingga seseorang mudah mengingat sebuah informasi, materi atau
yang lainnya. (suyanto, 2013: 82) Menurut Djamarah metode role playing atau
bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalu
pengembangan imajinasi dan pengahayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. (Djamarah, 2005 : 237)
Ada beberapa kelemahan pada
metode-metode pembelajaran yang tentunyya juga ada dalam metode role playing
atau bermain peran ini, diantarannya adalah bermain peran memerlukan waktu yang
relative panjang, memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak
guru maupun peserta didik. Dan ini tidak semua guru memilikinya. Kemampuan yang diharapkan dalam penggunaan metode bermain peran dalam meningkatkan
kemampuan berbicara dapat dilaksanakan melalui penguasaan materi, keterlibatan
guru, pemberian motivasi pada anak, mengeksplorasi dan pengayaan.
Ketrampilan berbicara dianggap
sebagai ketrampilan yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Asing, karena
berbicara merupakan suatu yang aplikatif
dalam bahasa dan merupakan tujuan awal seseorang yang belajar suatu bahasa. Hanya saja, yang
perlu diperjhatikan dalam pembelajaran
berbicara ini agar memperoleh hasil yang maksimal yaitu kemampuan dari
seorang guru dan metode yang digunakannya, karena dua fkator tersebut memiliki
dominasi kberhasilan ketrampilan berbicara. Hal tersebut dapat dimaklumi
mengingat guru adalah public figure dalam kelas yang dapat mengarahkan kemana
siswa tersebut mau digiring dan diajarkan, sedangkan metode pembelajaran yang
tepat merupakan sarana untuk mencapai keinginan seorang guru.
Kalam (berbicara) merupakan
ketrampilan dasar yang menjadi bagian penting dalam pembelajaran bahasa kedua.
Ketrampilan ini tergolong sebagai maharat
istintajiyyah (productive skill). Sebab ia menuntut adanya peran aktiv
peserta didik agar dapat berkomunikasi secara lisan (shafahiyyah) dengan pihak atau komunitas yang lain. Aspek
ketrampilan ini malah seakan paling dominan diantara ketrampilan-ketrampilan
berbahasa yang lain setelah istima’
Dalam mengajarkan ketrampilan berbicara, hendaklah perlu diperhatikan tingkat
kemampuansiswa. Untuk itu guru perlu dapat mengenal jenjang kemampuan kalam dan apa yang harus dilakukannya.
Sehingga dia dapat menentukan sendiri materi apa yang harus disampaikan sambil
melihat perkembangan apa yang terjadi
Beberapa prinsip dasar dalam
pembelajaran kalam (berbicara) sesuai
tingkatan pembelajar yaitu; pertama, tingkat dasar (mubtadi’). guru dapat melempar pertanyaan yang kemudian wajib
dijawab oleh peserta didik. Disela-sela jawaban itu, para peserta didik dapat
belajar bagaimana mengucapkan kata-kata, menyusun kalimat dan menyampaikan pikiran dengan baik. Diupayakan agar seorang
guru dapat menata urutan pertanyaan sesuai dengan materi atau topic pelajaran
secara menyeluruh
Kedua, tingkat menengah (mutawashshith). pada tingkat ini, guru
dapat mengembangkan pengkondisian belajar. Misalnya dengan menggunakan tekhnik
bermain peran (la’b-ldawr), bercerita
tentang kejadian yang dialami peserta didik, mengungkapkan kembali apa yang
telah mereka dengar di radio atau apa yang telah mereka lihat di televise, vcd
dan lain-lain.
Ketiga, tingkat lanjut (mutaqoddim). Pada tahap ini, guru dapat
meminta peserta didik untuk menceritakan hal-hal yang paling disukai atau
dibenci berikut alasannya. Sebab ini lebih sulit dari sekear bercerita.
Didalamnya ada unsure analitik dan penilaian. Jadi peserta didik benar-benar
diarahkan pada latihan agar dapat mengungkapkan apa yang menjadi beban
pikirannya.
Dan waktu yang paling tepat untuk
mengjarkan berbicara bagi seorang pembelajar adalah pertama kalinya belajar
suatu bahasa. Pada saat itulah, seorang guru harus mampu mengajarkan siswanya
bagaimana berbicara yang baik dan benar, karena jika seorang siswa salah dalam mengungkapkan
bahasa maka akan berbias pada masa-masa selanjutnya. Ketrampilan berbicara ini
meliputi pembelajaran berbiacara (al-muhaddatsah)
dan mengungkapkan langsung (al-ta’bir
al-shafahiy) (Taufik, 2011 : 48)
Upaya peningkatan kemampuan berbicara melalui metode bermain
peran adalah sebagai berikut: 1) Bermain Peran harus diberikan secara bertahap
dan tidak boleh menilai baik buruk terhadap peran yang dimainkan terutama dalam
hal perasaan anak didik; 2) guru harus mampu sebagai dinamisator sehingga mampu mengeksplorasi permasalahan dari
berbagai dimensi dengan kata lain guru harus bisa menangkap esensi dan
pandangan peserta didik, merefleksinya dan menyesuaikannya dengan baik; 3) anak
didik harus dibuka wawasannya karena terdapat beberapa alternatif pemeran dalam
suatu alur cerita dengan konsekuensi yang menyertainya, 4) mengkaji ketepatan
masalah.
Dengan diterapkannya metode bermain peran diharapkan akan
dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dan kegiatan pembelajaran
akan menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah dengan
menggunakan berbagai sumber belajar, anak aktif dan kreatif.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian
tindakan kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif dengan menggabungkan beberapa
pihak, yaitu guru, peserta didik, khususnya peserta didik kelas IV MI Darun
Najah Tulangan Sidoarjo, dan peneliti sendiri. Penelitian ini dilaksanakan pada
kelas IV MI Darun Najjah yang beralamat di Jl.Mbah Djaelani, Desa Kajeksan
Kecamatan Tulangan Kota Sidoarjo.
Lingkungan
fisik dan social pada sekolah ini yaitu masyarakat menengah kebawah dengan
komposisi kelas yaitu dalam satu kelas terdiri dari 11 peserta didik. Kemampuan akademik pada
siswa kelas IV dalam sekolah MI Darun Najah
yaitu sedang, karena semangat dan minat belajar Bahasa Arab rendah.
Sedangkan kemampuan social ekonomi orang tua siswa yaitu banyak yang yang
berprofesi sebagai pedagang dan buruh pabrik. waktu penelitian ini dilaksanakan
pada pertengahan semester genap yaitu pada bulan Oktober 2015
DESAIN PENELITIAN
Siklus Penelitian

![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
|
|||||||||
![]() |
|||||||||
|
|||||||||
Gambar
1: Alur
kerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian ini dimulai dengan cara
pengumpulan data terkait dengan mata pelajaran bahasa arab. Dalam hal ini
dilakukan melalui observasi, interview (wawancara), dan dokumentadi. Dari
beberapa sumber tersebut dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur perubahan belajar pada saat sebelum dan sesudah
dilakukan strategi bermain peran. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa dalam
satu siklus terdiri atas empat bagian pokok, yaitu (1) perencanaan (planning)
yang terdiri dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan
fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan dikelas, mempersiapkan
instrument untuk merekam proses dan hasil tindakan, (2) aksi atau tindakan
(action) yang meliputi pelaksanaan tindakan yang telah dirumuskan dalam RPP
dalam situasi yang actual, yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup, (3) observasi (observing), yaitu mengamati prilaku
siswa-siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dan memantau
aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran yang telah sirancang sesuai, dan
(4) refleksi (reflection), pengamatan untuk menemukan penyebab jalan
pemecahannya.
Instrument penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi: (1) RPP, (2) Format observasi
kegiatan belajar mengajar, berupa lembar pengamatan terhadap aktivitas peserta
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (3) membuat alat test / evaluasi
Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 4 tehnik
pengumpulan data, yaitu: wawancara, observasi, tes tulis, dan dokumentasi.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV MI Darun Najah, Tulangan
Sidorjo untukmendapatkan data tentang masalah yang dihadapi guru saat
pembelajaran berlangsung, kemampuan siswa dan karakteristik siswa. Adapun
instrument pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara untuk
mengatur jalannya proses wawancara agar tidak menyimpang dari tujuan
penelitian.
Dalam penelitian ini observasi juga
dibutuhkan untuk dapat mengamati proses penerapan strategi bermain peran,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung oleh orang-orang yang terlibat, yakni guru
dan siswa. Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman observasi
yang digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan
penelitian.
Sedangkan tes tulis digunakan untuk
mengetahui skor nilai melalui angka yang diberikan kepada siswa terhadap
jawaban soal tes yang diberikan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan
strategi bermain peran pada siswa kelas IV MI Darun Najah Tulangan Sidoarjo.
Tes ini merupakan evaluasi tertulis untuk mengetahui hasil belajara yakni
kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Arab. Instrument pengumpulan data yang
digunakan adalah butir-butir soal yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal dari
indikaor kompetensi yang akan diukur.
Yang terakhir, metode dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk daftar nama siswa, guru, dan arsip-arsip
lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun instrument penelitian yang
digunakan adalah alat perekam dan catatan untuk memudahkan proses pengambilan
data. (Mrgono, 2004 : 181)
Tehnik Analisa Data
Untuk mengetahui ketepatan suatu strategi dalam
kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data, dalam penelitian ini analisa
dilakukan dengan memberikan evaluasi pre test dalam setiap akhir pembelajaran
dan juga memberikan skor atas kegiatan peserta didik selama proses
pembelajaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana
yaitu; pertama, Untuk ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara
klasikal, berdasarkan petunjuk belajar mengajar. Seorang peserta didik telah tuntas belajar
apabila mencapai skor 75% atau nilai 75 dan kelas disebut tuntas belajar
apabila kelas telah mencapai keberhasilan belajar 85% . untuk menghitung hasil
belajar digunakan rumus sebagai berikut:
%.

kedua,
untuk Memberikan nilai test, peneliti menggunakan acuan sebagai berikut; Nilai
86 s/d 100 berarti Lulus dengan predikat Baik.
Nilai 65 s/d 85 berarti Lulus dengan predikat Cukup. Nilai kurang dari 65berarti Tidak lulus. Ketiga, untuk penerapan semua
data yang berhasil dikumpulkan sari sumber-sumber penelitian akan dihubungkan
dengan metode deskriptif analisis sederhana yaitu: menjelaskan data-data yang
diperoleh dengan menggunakan nilai rata-rata hitung atau disebut aritmatik mean
dengan menggunakan rumus:
.

Untuk
memberikan nilai pada hasil keaktifan siswa, peneliti memberikan skor; 4 yang
berarti siswa sangat aktiv, 3 berarti siswa aktiv, 2 berarti siswa cukup aktif
dan 3 berarti siswa kurang aktiv. Untuk rata-rata nilai keaktifan siswa
dihitung dengan rumus sebagai berikut: 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persoalan yang terjadi di kelas adalah kurangnya
minat peserta didik dala proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
penggunan strategi yang kurang tepat dengan karakteristik peserta didik dan
cenderung monoton serta tidak variatif, sehingga kejenuhan dan suasana yang
tidak kondusif akan terjadi dan menghambat tercapainnya ketuntasan dalam
belajar.
Siklus I
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat Rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun fasilitas atau sarana seperti media
yang diperlukan dikelas, mempersiapkan instrument untuk menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan yaitu: lembar kerja, lembar observasi guru,
dan siswa
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus satu
dilaksanakan pada tanggal 14 November 2015 dikelas IV MI Darun Najah dengan
julah peserta didik 11 anak. Tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran
bahasa arab dengan strategi bermain peran. Dalam kegiatan ini peneliti
bertindak sebagai guru , proses pembelajaran mengacu kepada Rencana Pelaksanaan
pembelajaran yang disiapkan sebelumnya.
Pada akhir prosesp embelajaran
peserta didik diberi pos-test dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilalui. Pada siklus
satu ini perolehan nilai peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik rata-rata adalah 65%. Dari hasil rata-rata yang diperoleh
menunjukkan bahwa peserta didik masih kurang, sedangkan presentase nilai KKM
minimal yaitu 75%, itu dikarenakan peserta didik masih kurang memahami strategi
bermain peran.
Tahap Pengamatan
Pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung
dilakukan penamatan terhadap prilaku dan ketrampilan dari peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan prilaku peserta didik terhadap
pembelajaran Bahasa rab deng menggunakan strategi bemain peran . pelaksanaan
pengamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.
Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukan
adalah menganalisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus satu.
Peneliti mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang
mana dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus satu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar Bahasa Arab.
Peneliti juga dapat mencatat kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada
siklus satu untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya
sampai tujuan PTK tercapai.
Siklus II
Tahap Perncanaan
Pada tahap ini direncanakan untuk
menunjang kelancaran perbaikan pembelajaran, pengambilan data yaitu: menyusun
perencanaan pelaksanaan pembelajaran siklus dua berdasarkan hasil refleksi
siklus satu . peneliti membuat Rancaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun
fasilitas atau sarana seperti media yang diperlukan dalam kelas, mempersiapkan
instruen untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan yaitu:
lembar kerja, lembar observasi guru dan siswa
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus dua
dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 November 2015 di kelas IV MI Darun
Najah Tulangan Sidorjo dengan jumlah peserta didik yaitu 11 anak. Dalam
kegiatan pembelajaranini peneliti bertindak sebai guru, proses pembelajaran
mengacu pada RPP yang telah direvisi dari pengalaman pada siklus satu, sehingga
kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada kegiatan siklus satu tidak terulang
pada siklus dua . pada akhir proses pembelajaran peserta didik diberi post test
dengan tujuan untuk mengetahi keberhasilan peserta didik selama
prosespembelajaran yang telah dilakukan.
Dengan menerapkan strategi bermain
peran diperoleh nilai rata-rata peserta didik 8,5 dan ketuntasan belajar
peserta didik mencapai 8,50% atau seluruh peserta didik sudah bisa dikatakan
tuntas dalam belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus dua dengan
menerapkan strategi bermain peran peserta didik mengalami peningkatan yang
lebih baik dari siklus yang pertama yang belum begitu memahami starategi bermain
peran. Adanya peningkatan ini diharapkan dapat member motivasi kepada peserta
didik untuk lebih aktif belajar dan bersemangat dalam proses pembelajaran
Tahap Pengamatan
Pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung
dilakukan penamatan terhadap prilaku dan ketrampilan dari peserta didik.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dan prilaku peserta didik terhadap
pembelajaran Bahasa rab deng menggunakan strategi bemain peran . pelaksanaan
pengamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir
pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan.
Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah
menganalisis hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus satu. Peneliti
mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, yang mana dapat
diketahui apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus satu dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar Bahasa Arab. Peneliti juga
dapat mencatat kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus satu untuk dijadikan
bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan PTK tercapai.
Setelah dilaksanakan penelitian
tindakan kelas pada siklus satu dan dua pada materi pengolahan data dengan
menggunakan strategi bermain peran, dapat dijelaskan bahwa jika pada penelitian
pada siklus satu nilai hasil belajar sangat rendah yaitu 65% saja yang memahami
materi pengolahan data dengan menggunakan strategi bermain peran, sedangkan
selebihnya masih belum menguasai.
Pada siklus dua peneliti mencoba
memperbaiki rencana pembelajaran yang
dilakukan pada proses belajar mengajar dan pada siklus dua ini diharapkan 85%
siswa memahami materi pengolahan data dengan menggunakan strategi bermain peran
dengan baik. Dan untuk beberapa anak yang belum memahami mengenai materi
pengolahan data dengan menggunakan strategi bermain peran dengan baik, maka
beberapa anak ini diberi bimbingan khusus untuk memperbaikinya. Dan peneliti
tidak harus mengulang siklus yang ketiga. Peserta didik sangat aktif dalam
mengikuti pelajaran sehingga diperoleh hasil akhir 85% yang telah mencapai
standart kelulusan pencapaian hasil belajar.

Diagram 1:
presentase ketuntasan ketrampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV MI Darun
Najah Tulangan Sidoarjo Siklus I dan Siklus II
Dari
grafik diatas dapat dapat dijelaskan bahwa jika pada penelitian pada siklus
satu nilai hasil belajar sangat rendah yaitu 65% saja yang memahami materi
pengolahan data dengan menggunakan strategi bermain peran, sedangkan selebihnya
masih belum menguasai. Sedangkan pada siklus kedua Peserta didik sangat aktif
dalam mengikuti pelajaran sehingga diperoleh hasil akhir 85% yang telah
mencapai standart kelulusan pencapaian hasil belajar.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan sebanyak dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
bahasa arab dengan menggunakan strategi bermain peran memiliki dampak positif
terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik dengan indicator siklus
pertama nilai rata-rata 65% dan setelah dilakukan siklus kedua dengan segala
revisi yang telah dilakukan peneliti nilai rata-rata mencapai 85% menggunakan
strategi bermain peran.
Saran
Dalam proses pembelajaran hendaknya seorang guru
tidak terfokus pada satu atau dua metode pembelajaran, tapi harus kreatif
dengan menyajikan strategi pembelajaran yang variatif sehingga pembelajaran
menjadi menarik dan tidak membosankan supaya siswa termotivasi dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Strategi bermain peran merupakan
salah satu solusi yang baik dan tepat dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar. Hal yang perlu diingat guru dalam menerapkan metode ini adalah
persiapan yang matang, naik mulai dari RPP maupun lembar kerja (LK) yang
digunakan dalam pembelajaran. Jika strategi ini diterapkan pada kondisi yang
yang berbeda, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut, karena penelitian ini
dianggap tuntas sapai dua siklus, sehingga di dalamnya tentu masih ada
kekurangan-kekurangan. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan gar diperoleh hasil yang lebih baik dan lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suyanto. 2013. Menjadi Guru Profesional. Jakarta:
Esensi Erlangga Group
Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Taufik. 2011. Pembelajaran Bahasa Arab MI. Surabaya:
PMN Surabaya
Posting Komentar